Fakta Ilmiah Al Quran Tentang Siklus Angin, Langit, dan Hujan
wallsave.com
Seperti diketahui, atmosfir yang melingkupi bumi terdiri atas
sejumlah lapisan. Setiap lapisan memiliki peran penting bagi kehidupan.
Penelitian mengungkapkan bahwa lapisan-lapisan ini memiliki fungsi
mengembalikan benda-benda atau sinar yang mereka terima ke ruang angkasa
atau ke arah bawah, yakni ke bumi.
Sekarang, marilah kita cermati sejumlah contoh fungsi pengembalian dari lapisan-lapisan yang mengelilingi bumi tersebut.
► Lapisan ozon,
pada ketinggian 25 km, memantulkan radiasi berbahaya dan sinar
ultraviolet yang datang dari ruang angkasa dan mengembalikan keduanya ke
ruang angkasa.
► Ionosfir,
memantulkan kembali pancaran gelombang radio dari bumi ke berbagai
belahan bumi lainnya, persis seperti satelit komunikasi pasif, sehingga
memungkinkan komunikasi tanpa kabel, pemancaran siaran radio dan
televisi pada jarak yang cukup jauh.
Sifat lapisan-lapisan langit yang hanya dapat ditemukan secara
ilmiah di masa kini tersebut, telah dinyatakan berabad-abad lalu dalam
Alquran. Ini sekali lagi membuktikan bahwa Alquran adalah firman Allah.
Dalam sebuah ayat Alquran pun disebutkan sifat angin yang 'mengawinkan' hingga terbentuknya hujan.
Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan, dan Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum kamu dengan air itu, dan sekali-kali bukanlah kamu yang menyimpannya. (QS. Al Hijr, 15:22)
thewallpapers.org
Dalam ayat ini, ditekankan bahwa fase pertama dalam pembentukan hujan adalah angin. Hingga awal abad ke-20, satu-satunya hubungan antara angin dan hujan yang diketahui hanyalah bahwa angin menggerakkan awan. Namun, penemuan ilmu meteorologi modern telah menunjukkan peran 'mengawinkan' dari angin dalam pembentukan hujan.
Fungsi 'mengawinkan' dari angin ini terjadi sebagaimana berikut:
Di atas permukaan laut dan samudera, gelembung udara yang tak terhitung jumlahnya terbentuk akibat pembentukan buih. Pada saat gelembung-gelembung ini pecah, ribuan partikel kecil, dengan diameter seperseratus milimeter, terlempar ke udara. Partikel-partikel ini, yang dikenal sebagai aerosol, bercampur dengan debu daratan yang terbawa oleh angin, dan selanjutnya terbawa ke lapisan atas atmosfir.Partikel-partikel ini dibawa naik lebih tinggi ke atas oleh angin, dan bertemu dengan uap air di sana. Uap air mengembun di sekeliling partikel-partikel ini dan berubah menjadi butiran-butiran air. Butiran-butiran air ini mula-mula berkumpul dan membentuk awan, dan kemudian jatuh ke bumi dalam bentuk hujan.
Sebagaimana terlihat, angin 'mengawinkan' uap air yang melayang di
udara dengan partikel-partikel yang dibawanya dari laut dan akhirnya
membantu pembentukan awan hujan. Apabila angin tidak memiliki sifat ini,
butiran-butiran air di atmosfir bagian atas tidak akan pernah
terbentuk, dan hujan pun tidak akan terjadi.
Hal terpenting di sini adalah bahwa peran utama dari angin dalam
pembentukan hujan telah dinyatakan berabad-abad yang lalu dalam sebuah
ayat Alquran, pada saat orang hanya mengetahui sedikit saja tentang
fenomena alam.
Fakta lain yang diberikan dalam Alquran mengenai hujan adalah bahwa
hujan diturunkan ke bumi dalam kadar tertentu. Hal ini disebutkan dalam
Surat Az Zukhruf sebagai berikut:
"Dan Yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu Kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur)." (QS. Az Zukhruf, 43:11)
siklus hidrologi
Kadar dalam hujan ini pun sekali lagi telah ditemukan melalui penelitian modern. Diperkirakan dalam satu detik, sekitar 16 juta ton air menguap dari bumi. Angka ini menghasilkan 513 triliun ton air per tahun. Angka ini ternyata sama dengan jumlah hujan yang jatuh ke bumi dalam satu tahun.
Hal ini berarti air senantiasa berputar dalam suatu siklus yang
seimbang menurut ukuran atau kadar tertentu. Kehidupan di bumi
bergantung pada siklus air ini. Bahkan sekalipun manusia menggunakan
semua teknologi yang ada di dunia ini, mereka tidak akan mampu membuat
siklus seperti ini.
Bahkan satu penyimpangan kecil saja dari jumlah ini akan segera
mengakibatkan ketidakseimbangan ekologi yang mampu mengakhiri kehidupan
di bumi. Namun, hal ini tidak pernah terjadi dan hujan senantiasa turun
setiap tahun dalam jumlah yang benar-benar sama seperti dinyatakan dalam
Alquran. (harunyahya/keajaibanalquran)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar