Jumat, 31 Mei 2013

Jakarta Terancam Gempa Besar 9 SR

Jakarta selama ini jadi ibukota yang relatif aman dari serangan gempa dan tsunami. Bencana yang terjadi di Jawa Barat kebanyakan terjadi di sepanjang Patahan Lembang atau lepas pantai Laut Selatan. Sesungguhnya ada potensi mengancam Jakarta, yakni: Selat Sunda.

Menurut Profesor Sri Widiyantoro, profesor seismologi pertama di Indonesia, belum ada teknologi yang bisa memprediksi suatu gempa dan tsunami secara akurat. Para ahli baru bisa sebatas melihat potensinya.
"Potensi-potensi gempa megathrust (besar) di Indonesia ada di selatan Selat Sunda. Itu berdasarkan peta gempa nasional yang menyatakan daerah itu memiliki potensi gempa sekitar 8,5 - 8,8 Skala Richter," kata Sri seperti dikutpi dari vivanews.

"Potensi gempa megathrust yang terjadi di kawasan selatan Selat Sunda itu juga berpotensi terjadinya tsunami," ujarnya lagi.

Pendapat ini diperkuat oleh Profesor Phil Cummins, pimpinan Ilmuwan Geoscience Australia dan Guru Besar bidang Bencana Alam dari Research School of Earth Sciences, Universitas Nasional Australia. Menurutnya, otensi gempa di Indonesia itu ada di sepanjang sebelah selatan Selat Sunda, yang berada di patahan lempengan Sumatera sampai Laut Andaman.

"Seperti di kawasan timur Nias, kawasan barat Sumatera, kawasan selatan Jawa. Intinya, tempat-tempat itu berasal ada di empat lempengan tektonik utama," kata Cummins.

Riset kegempaan yang memuat potensi kekuatan dan daerah terjadinya gempa harus diperdalam lagi untuk melihat maksimum kekuatan gempa.



Bangunan anti gempa di Jakarta
Potensi gempa besar yang mengancam Jakarta harus diantisipasi sedini mungkin. Salah satu cara mulai membangun gedung-gedung anti gempa.

"Yang harus dilakukan para ahli-ahli gempa adalah memberikan informasi maksimum kekuatan gempa. Sehingga bangunan-bangunan yang ada di daerah itu dirancang untuk tahan terhadap kekuatan maksimum gempa," papar Cummins.

Saat ini, sudah ada studi retrofitting, yaitu melihat keadaan kekuatan bangunan-bangunan yang ada di Jakarta. Apakah sudah mengikuti building code (tahan gempa) yang baru. Jika belum maka perlu dilakukan retrofit atau upaya memperkuat bangunan.

"Tidak dengan menghancurkannya, tapi menambahkan tulang-tulang bangunan, beton, dan lainnya. Para ahli rekayasa lebih menguasai soal ini," pungkas Sri.

Ah, tampaknya problema di Jakarta tak akan pernah habis. Butuh penanganan ekstra keras guna melestarikan keberadaan kampung betawi ini. Tak ada yang bisa memprediksi kapan akan terjadi, namun pencegahan tentu lebih baik daripada mengobati.

Minggu, 19 Mei 2013

Seramnya Mumi Jepang, Cara Biksu Mengatasi Kelaparan


Mumi identik dengan Mesir, tapi ternyata Anda juga bisa melihatnya di Jepang. Kalau biasanya mumi diawetkan dengan dibalsem, tidak dengan yang ada di sana. Melihat dan mendengar ceritanya dijamin membuat Anda merinding.

Mumi milik Negeri Matahari Terbit ini biasa disebut dengan nama sokushinbutsu. Jika diartikan, sokushinbutsu berarti 'living Buddha'.
 
Yang menarik, mumi ini tidak diawetkan dengan pembalseman. Mereka punya cara sendiri yang berbeda dan bisa membuat merinding.

Sebelum menjadi mumi, orang-orang ini adalah seorang biksu. Sepanjang hidupnya, mereka selalu melakukan pertapaan. Para biksu ini dilatih hanya bergantung pada air, kacang-kacangan, dan meditasi sepanjang hari. Otomatis, gaya hidup seperti ini membuat dirinya kehilangan berat tubuh.

Setelah dirasa telah siap untuk bertapa menuju sokushinbutsu, mereka dikubur di dalam kotak kayu untuk meditasi. Pertapaan ini pun berakhir pada kematian.

Diintip dari situs resmi pariwisata Jepang, setelah 1.000 hari sejak dikubur, peti para biksu ini akan digali oleh muridnya. Jika penampilan mereka tetap sama dan tidak ada perubahan, maka biksu ini akan diberi status sokushinbutsu.

Terdengar ngeri memang. Tapi ada alasan lain mengapa para biksu ini rela berbuat demikian. Salah satunya adalah untuk mengatasi kelaparan.

Saat itu di Jepang sedang terkena wabah kelaparan. Untuk membantu orang dari kemiskinan dan kelaparan, mereka pun berkorban dengan melakukan hal demikian.
Praktek sokushinbutsu yang telah ada sejak abad 11 hingga 19 ini telah dilarang oleh hukum. Alasannya karena kegiatan ini sama saja dengan praktek bunuh diri.

Sampai saat ini, mumi tersebut masih dianggap oleh beberapa penduduk setempat sebagai kami-sama. Kata yang biasanya diterjemahkan sebagai Tuhan atau Dewa.

Jika penasaran ingin melihatnya, turis bisa datang ke Prefektur Yamagata di utara Jepang. Ada sekitar 6 mumi yang tersimpan di kuil tersebut.

Salah satu yang paling terkenal adalah Ryusui-ji di Kuil Dainichibou di Kota Tsuruoka. Ini adalah mumi biksu Daijuku Bosatsu Shinnyokai-Shonin (1687-1783). Setelah 70 tahun hidup sebagai pertapa, ia menjadi Sokushinbutsu pada usia 96.

Mumi lainnya juga dapat dilihat di Kuil Nangaku-ji juga di Tsuruoka. Yang ketiga di Kuil Zoukou-in di Kota Shirataka, dan yang keempat di Kuil Kaikou-ji di Kota Sakata.

Mengenal Lebih Dekat Tulisan Tangan dan Kepribadian

Saat kita menulis sebenarnya tangan kita hanya sebagai alat untuk memegang pena. Gaya tulisan kita itu berasal dari pikiran bawah sadar kita. maka bisa dikatakan bahwa tulisan bisa mengungkapkan berbagai perasaan emosi si penulisnya.

Tentu saja untuk mengetahuinya tidak sembarangan. Ada ilmu membaca rahasia dibalik tulisan tangan atau yang disebut dengan graphology. Apa yang bisa kita ketahui dari cara kita menulis?
www.simplescrapper.com

Tekanan

Dari kuat atau ringannya tekanan tulisan seseorang kita dapat mengetahui karakter orang tersebut. Bisa kamu perhatikan dengan memperhatikan bekas goresan dibalik kertas.

Tekanan yang kuat: Orang yang tulisannya tebal hingga menimbulkan bekas coretan dibalik kertas biasanya mereka memiliki emosional yang tinggi. Terlalu mendalami perasaan mereka baik itu bahagia atau sakit hati. Mereka menyerap segala suatu seperti spon. Biasanya mereka juga memiliki selera yang tinggi. Tegas dan memiliki keinginan yang kuat bahkan cenderung memaksakan orang lain untuk menuruti kemauan meraka. Makanya tak jarang orang yang memiliki tekanan tulisan seperti ini biasanya kaku susah menyesuaikan diri dalam pergaulan.

Tekanan yang ringan: Tulisan yang memiliki tekanan halus mencerminkan kepribadian yang tenang dan santai. Mereka lebih bertoleransi pengertian sulit mengambil keputusan dan biasanya mudah terpengaruh.


Ukuran

Tulisan besar, Orang yang menulis dengan ukuran tulisan yang besar biasanya cenderung suka diperhatikan selalu ingin tampil didepan dan ingin didengarkan.

Tulisan kecil, Orang yang menulis dengan ukuran kecil biasanya lebih memperhatikan detail introspektif cenderung lebih pendiam dan mandiri.
Kemiringan

Miring ke kanan, Orang dengan tulisan seperti ini biasanya memiliki karakter yang impulsif emosional aktif suka bergaul ramah menyukai tantangan lebih terbuka (ekstrovert) dan ekspresif.

Miring ke kiri, Jenis tulisan seperti ini biasanya penulisnya bersikap menutup diri (introvert). Lebih protektif selalu berpikir logis dan mencerminkan sifat seseoarang yang lebih menarik diri.

Tegak Lurus, Orang yang memiliki tulisan tegak lurus mencerminkan seseorang yang bisa mengontrol diri dan bisa menahan perasaanya. Tidak suka diatur dan mempertimbangkan sesuatu lebih ke pikiran dari pada perasaan.
 

images.yourdictionary.com


Tulisan tangan dan kepribadian
Nah, bagi seorang graphologist - ahli ilmu tulisan tangan, bisa mengungkap kepribadian Anda. Dari berbagai sumber, sedikitnya ada 10 rahasia di balik tulisan tangan.

1. Apakah tulisan tangan Anda untuk huruf U dan W membentuk bulatan di bawah?
Apabila ya, maka Anda seorang yang sensitif dan mungkin berbakat seni.

2. Apakah tulisan Anda untuk huruf T, berupa garis horizontal memotong garis vertikal di tengah atau di atas?
Semakin rendah potongan garis horizontal di garis vertikal berarti Anda kurang memiliki ambisi untuk melakukan sesuatu hal.

3. Apakah Anda membuat lingkaran di atas pada ujung huruf C?
Jika ya, maka yang cocok bagi ANda adalah cuplikan lirik Carly Simon, „Anda sesorang yang sia-sia, tidak berguna".

4. Apakah tulisan huruf A dan O Anda sangat rapat?
Mungkinkah Anda sedang menyembunyikan sesuatu?

5. Apakah tulisan tangan pada huruf-huruf Anda selalu miring?
Apabila ya, maka hal ini sangat mengejutkan. Hanya 10 persen dari seluruh orang tidak konsisten menulis huruf miring - dibandingkan 70 hingga 80 persen terbiasa menulis secara tegak.

6. Apakah Anda terjebak menulis dengan banyak lingkaran-lingkaran dan tak pernah lurus, seperti kuku burung?

Hal ini juga suatu hal yang menakjubkan dari suatu peristiwa kriminal! Tulisan gaya ini timbul saat Anda menarik garis lurus dari atas ke bawah lalu Anda menambahkan lengkungan seperti kuku burung di ujungnya, seperti tulisan Anda saat menulis huruf y kecil.

7. Apakah tanda tangan Anda berbeda dengan tulisan tangan Anda pada umunya?
Bila ya, maka Anda sengaja membuat sesuatu yang berarti.

8. Apakah Anda selalu menghubungkan huruf (huruf sambung) di antara huruf-huruf yang tarikannya jatuh di bawah?
Apabila ya, mungkin Anda sesorang yang menderita sangat mendalam, seolah-olah sedang mendapat beban sangat berat di pundak Anda, bagaikan memegang dunia.

9. Apakah tulisan tangan Anda berantakan dan tidak teratur?
Santai sajalah, tak perlu merasa sangat tertekan apabila tulisan tangan Anda begitu jelek.

10. Apakah tulisan tangan pada huruf-huruf Anda sedikit tak beraturan?
Apabila tulisan Anda membesar di tengah dan sedikit ke atas atau ke bawah dari garis dasarnya, maka Anda bersifat kekanak-kanakan. Contohnya, seperti logo tulisan tangan Walt Disney.

Jumat, 10 Mei 2013

Hukum Menggugurkan Kandungan (Aborsi)

Asy-Syaikh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan
Wahai Muslimah !, ALLAH Ta’ala telah menciptakan makhluk di dalam rahimmu melalui kehamilan sebagai amanat syar’i bagimu dan merupakan sunnatullah. Untuk itu janganlah kamu tutup-tutupi amanat tersebut, sebagaiman firman-Nya :
“Tidak boleh mereka menyembunyikan apa yang diciptakan Allah dalam rahimnya, jika mereka beriman kepada Allah dan hari akhirat.” [Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat : 228]
Janganlah kamu mencari alasan untuk menggugurkan kandunganmu dan menghindar darinya dengan cara apapun, karena ALLAH Ta’ala memberikan keringanan padamu dengan berbuka di bulan Ramadhan bilamana puasa itu menyusahkan dirimu atau puasa itu dapat membahayakan kehamilanmu. Sungguh, perbuatan aborsi (menggugurkan kandungan) tidak asing lagi di zaman ini. Padahal perbuatan ini adalah perbuatan yang diharamkan.
Apabila ruh (nyawa) telah ditiupkan ke dalam kandungan (janin) itu kemudian mati karena aborsi, maka hal itu merupakan pembunuhan yang diharamkan oleh ALLAH Ta’ala dan termasuk pembunuhan jiwa tanpa hak. Ini termasuk dalam rangkaian Hukum Pertanggungjawaban Pidana, pihak yang telah melakukan pembunuhan berkewajiban membayar diyat sesuai perincian ketentuan yang ada.
Menurut sebagaian imam, seseorang yang membunuh (janin) berkewajiban membayar kafarat yaitu dengan memerdekakan budak (perempuan) yang mukmin, jika tidak mendapatkannya maka berpuasa selama 2 bulan berturut-turut. Sebab sebagian ulama menyamakan perbuatan ini dengan al-ma’udatu ash-shughra (bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup).
Syaikh Muhammad bin Ibrahim Rahimahullahu Ta’ala berkata di dalam Majmu Al-Fatawa (11/151) : “ Adapun usaha untuk menggugurkan kandungan, maka hal itu tidak boleh, karena belum ada hak kematiannya. Namun jika ia sudah pasti mati, maka diperbolehkan.”
Di dalam keputusan Majelis Ulama Besar No. 140, tanggal 20-6-1407 H tentang permasalahan pengguguran kandungan (aborsi) disebutkan :
1. Tidak boleh menggugurkan kandungan dalam berbagai usia, kecuali ada sebab (alasan) syar’i yang dibenarkan dan dengan ketentuan yang sangat ketat sekali.
2. Apabila usia kandungan berada di masa pertama yaitu 40 hari, sedang penggugurannya adalah maslahah syar’iyyah atau untuk mencegah bahaya, maka diperbolehkan menggugurkannya. Namun pengguguran pada masa sekarang karena (alasan) takut akan kesulitan dalam mendidik anak, atau takut akan kelemahan (kekurangan) dalam memenuhi kebutuhan hidup dan mengasuhnya, atau karena berkaitan dengan masa depan mereka, atau karena tidak ada kesanggupan bagi suami-istri untuk mencukupi kebutuhan hidup anak-anaknya, maka hal-hal tersebut tidak diperbolehkan (dijadikan sebagai illat /alasan,-pent.)
3. Tidak diperbolehkan menggugurkan kandungan, walaupun kandungan itu baru berbentuk ‘alaqah (segumpal darah) atau mudhghoh (segumpal daging), sampai diputuskan oleh tim dokter yang dipercaya bahwa kelanjutannya akan membahayakan, seperti bila diteruskan mengakibatkan kematian bagi sang ibu, maka boleh menggugurkan kandungan, itupun setelah mencari berbagai cara untuk menghindari bahaya tersebut.
4. Setelah masa ketiga dan telah sempurna 4 bulan usia kandungan, tidak diperbolehkan penggugurannya sampai diputuskan oleh tim dokter spesialis yang dipercaya, bahwa adanya janin di dalam perut ibunya akan menyebabkan kematian (ibunya) dan hal itu setelah berupaya mencari berbagai cara untuk menyelamatkan hidupnya. Maka keringanan dalam mendahulukan pengguguran dengan syarat-syarat ini adalah mencegah yang lebih besar dari dua bahaya dan menghimpun yang lebih besar dari dua maslahat.
Diharapkan tim dokter yang ada-dalam setiap keputusannya- agar berlandaskan (wasiat) takwa kepada ALLAH dan berkeyakinan bahwa ALLAH-lah yang Maha Benar dan semoga shalawat dan salam ALLAH limpahkan atas Nabi kita Muhammad, keluarga dan shahabatnya.
Dijelaskan di dalam Risalatu Ad-Dima’i Ath-Thabi’iyah lin-Nisa’ (Risalah Darah-darah Alami bagi Wanita) karya Fadhilatus Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin :
“Apabila yang dimaksudkan pengguguran janin ini adalah penghilangannya, maka jika dilakukan setelah ruh (nyawa) ditiupkan ke dalamnya adalah haram tanpa keraguan, sebab termasuk pembunuhan jiwa tanpa hak. Dan pembunuhan jiwa yang diharamkan adalah haram menurut Al-Qur’an, As-Sunnah dan Ijma ‘Ulama.” [Lihat hal.60. dari risalah tersebut]
Imam Ibnul Qayyim Al-Jauzi berkata di dalam kita Ahkamu An-Nisaa’ (halaman. 108-109) pada judul Nikah adalah Upaya untuk Melestarikan Keturunan :
“Dan tidak setiap air (yang memancar, pent.) menjadi anak, maka apabila bertemu (kawin) telah sampailah pada apa yang dimaksud. Sedangkan keyakinan terhadap pengguguran adalah bertentangan dengan maksud tujuannya.
Apabila aborsi dilakukan di awal kehamilan –yakni sebelum ruh (nyawa) ditiupkan ke dalam (janin) tersebut- adalah dosa besar. Karena ia akan menginjak pada tahap penyempurnaan yang kemudian berlanjut kepada penyelesaian , kecuali bahwa hal tersebut lebih kecil dosa besarnya daripada yang telah ditiupkan ruh (nyawa) ke dalamnya. Maka keyakinan pengguguran terhadap janin yang telah ada ruh di dalamnya adalah sama seperti pembunuhan terhadap seorang mukmin. Dan ALLAH Ta’ala telah berfirman :
“Dan apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya, karena dosa Apakah Dia dibunuh.”[Al-Qur’an surat At-Takwir ayat : 8-9]
 Hadits Ibnu Mas’ud radiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
(إن أحدكم يجمع خلقه في بطن أمه أربعين يوما نطفة ثم يكون علقة مثل ذلك ثم يكون مضغة مثل ذلك…)
Sesungguhnya tiap-tiap kalian dikumpulkan ciptaannya didalam perut ibunya selama empat puluh hari dalam bentuk sperma,kemudian menjadi segumpal darah dalam waktu yang sama,kemudian menjadi sekerat daging dalam waktu yang sama pula….”
Kesimpulan makna dari hadits diatas adalah ; Allah subhanahu wata’ala mengumpulkan penciptaan dalam waktu empat puluh hari,termasuk didalamnya penciptaan dan pembentukan.Hanya saja hal itu tersembunyi ( tidak terlihat ).

Kamis, 09 Mei 2013

Kisah Doa Dua Lelaki

Sebuah kapal karam diterjang badai hebat. Hanya dua lelaki yang dapat menyelamatkan diri dan berenang ke pulau kecil yang gersang. Dua orang yang selamat itu tak tahu apa yang harus dilakukan kecuali berdoa.

Untuk mengetahui doa siapakah yang paling dikabulkan, mereka sepakat pergi ke daerah berbeda dan tinggal berjauhan.

Doa pertama, mereka memohon diturunkan makanan. Esok harinya, lelaki pertama melihat sebuah pohon penuh buah-buahan tumbuh di sisi tempat tinggalnya. Sedangkan di daerah tempat tinggal lelaki yang lainnya tetap kosong.

updates.adventures.org

Seminggu kemudian. Lelaki pertama merasa kesepian dan memutuskan berdoa agar diberikan isteri, keesokan harinya, ada kapal karam dan satu-satunya penumpang yang selamat adalah seorang wanita yang terdampar di sisi pulau tepat lelaki pertama tinggal. Sedangkan di sisi tempat tinggal lelaki ke dua tetap saja tidak ada apa-apa.

Segera saja, lelaki pertama ini berdoa memohon rumah, pakaian dan makanan. Keesokan harinya, seperti keajaiban, semua yang diminta hadir untuknya. Sedangkan lelaki yang kedua tetap saja tidak mendapatkan apa-apa.

Akhirnya, lelaki pertama ini berdoa meminta kapal agar ia dan isterinya dapat meninggalkan pulau itu.

Pada siang hari mereka menemui kapal tertambat di sisi pantainya. Segera saja lelaki pertama dan isterinya naik ke atas kapal dan siap-siap berlayar meninggalkan pulau itu. Ia pun memutuskan meninggalkan lelaki kedua yang tinggal di sisi lain pulau. Menurutnya lelaki kedua itu tidak pantas menerima keajaiban tersebut karena doa-doanya tak pernah terkabulkan.

Ketika kapal siap berangkat, lelaki pertama mendengar suara dari langit, “Hai. Mengapa engkau meninggalkan rekanmu yang ada di sisi lain pulau ini?”

“Berkatku hanyalah milikku sendiri, hanya kerana doakulah yang dikabulkan,” jawab lelaki pertama.

“Doa temanku itu tak satupun dikabulkan. Maka ia tak pantas mendapatkan apa-apa,”

“Kau salah!” suara itu bertempik.

“Tahukah kau bahwa rakanmu itu hanya memiliki satu doa. Dan semua doanya terkabulkan. Bila tidak, maka kau takkan mendapatkan apa-apa.”

Lelaki pertama bertanya, “Doa macam apa yang dia panjatkan sehingga aku harus berhutang atas semua ini padanya?”
“Dia berdoa agar semua doamu dikabulkan”

Kesombongan macam apakah yang membuat kita merasa lebih baik dari yang lain? Banyak orang yang telah mengorbankan segalanya demi kebahagiaan kita. Tak selayaknya kita mengabaikan peranan orang lain, dan janganlah menilai sesuatu hanya dari “yang terlihat” saja.

Semoga kita bisa mengambil pelajarannya.
Mama Aleta

Inilah salah satu perempuan Indonesia yang menjadi teladan nyata. Pernah terancam akan dibunuh karena aksinya, tapi ia tetap tegar berjuang demi kelestarian bumi dan tradisinya.

Nama lahirnya Aleta Baun. Bagaimanapun, orang kerap memanggilnya Mama Aleta. Pendidikannya hanya SMA, namun prestasi yang dihasilkan sungguh luar biasa. Bulan April 2013, ia menerima penghargaan The Goldman Environmental Prize di San Fransisco, California, Amerika Serikat.
 
www.goldmanprize.org
Penghargaan ini diberikan oleh tokoh masyarakat dan dermawan, Richard N. Goldman dan istri, Rhoda H. Goldman untuk mendukung orang-orang yang berjuang mempertahankan lingkungan hidup dari ancaman. Serta diberikan juga kepada figur-figur yang mengilhami orang-orang biasa untuk mengambil tindakan-tindakan luar biasa dalam melindungi alam di dunia ini.

Penghargaan ini sangat layak bagi Mama Aleta lantaran perjuangannya mempertahankan lingkungan dari cengkraman tambang di Gunung Mutis, Molo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Gunung Mutis, memiliki keragaman hayati tinggi. Ia merupakan daerah hulu untuk semua aliran sungai utama Timor Barat, yang memasok air minum dan air irigasi bagi penduduk di pulau itu.

Tak hanya itu, masyarakat mencari makanan dan obat-obatan dari hutan, dan menanam hasil bumi di tanah subur itu. Bahkan, pewarna alami tenunan diperoleh dari tumbuh-tumbuhan alam ini. Hubungan spiritual warga dan lingkungan begitu kuat. Tak heran, kala alam hendak diganggu, penolakan muncul. Mama Aleta, tampil menjadi motor penggerak.

Siapa Mama Aleta dan apa perjuangannya? Lahir di Lelobatan, Molo, Timor Tengah Selatan pada 16 April 1963, sebagai anak ke-6 dari 8 bersaudara dari keluarga petani, sejak kecil dekat dan menyatu dengan alam. Baginya, tanah kelahiran itu memiliki keindahan yang membuat pihak lain terpesona. Belum lagi tanahnya memiliki situs batu bersejarah serta mengandung pualam dan marmer.

“Suku adat Molo memiliki hubungan rohani dengan tanah dan yakin bahwa segala sesuatu itu saling berkaitan. Kami bersemboyan bahwa ‘tanah merupakan daging, air merupakan darah, batu merupakan tulang, hutan merupakan pembuluh darah dan rambut’. Kami percaya bahwa bila kami sampai terpisah dari salah satu unsur alam tersebut ini, atau jika salah satu dari unsur ini sampai rusak, kami akan mati dan kehilangan jati diri kami. Sangatlah penting bagi kami untuk melindungi tanah kami,”ungkapnya dalam sebuah wawancara.

Menyadari pentingnya menjaga tradisi serta tanah tempatnya berpijak, ia berjuang mati-matian mempertahankan semua itu. Pada tahun 1999, tiga tahun setelah para perusahaan tambang marmer memulai kegiatannya di wilayah Molo, ia terus melakukan aksi protes agar kegiatan merusak bumi ini dihentikan.

Baru tujuh tahun kemudian dia berhasil meyakinkan ratusan perempuan Molo untuk ikut mendukung aksi protesnya yang pada akhirnya berhasil menyingkirkan para penambang dari daerah tersebut.

Bukan hanya itu, Mama Aleta juga masih berusaha melakukan pelestarian daerah hulu wilayah Molo yang merupakan sumber air bagi seluruh pulau Timor serta mengusahakan hak tanah bersama yang akan dikelola oleh komunitas masyarakat setempat. Mama Aleta berjuang utuk apa yang diyakininya dan banyak menginspirasi sesama tidak dengan wacana muluk-muluk, melainkan dengan melakukan apa yang ia bisa.
 
www.goldmanprize.org
Perjuangan Mama Aleta demi mempertahankan kelestarian wilayahnya semakin berat manakala dia harus berhadapan dengan pemerintah setempat yang menuduhnya telah menyerobot hutan. Aparat pun memasang pengumuman untuk menangkap dan membunuh Mama Aleta.

Pada 2001, perjuangan Mama Aleta dan masyarakat Molo membuahkan hasil manis. Mereka sukses mengusir investor tambang marmer dari wilayah Molo meskipun Gunung Anjaf dan Gunung Nausus yang menjadi tulang punggung masyarakat Molo terbelah karena ledakan dinamit. Keberhasilan Aleta terulang dua tahun kemudian. Perempuan yang pernah mendapat nominasi Women’s Nobel Prize for Peace itu berhasil merebut tanah adat seluas 6 ribu hektare.

Pada 2006 sampai 2008, Aleta dan masyarakat Molo serta dibantu sejumlah lembaga swadaya masyarakat, di antaranya Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) dan Jaringan Advokasi Tambang (Jatam), berhasil menyelamatkan Gunung Batu Fadli setelah berjuang selama 1,5 tahun.

Setelah tahun 2008, Aleta pun dapat bernapas lega sebab dia tidak lagi dikejar-kejar masyarakat yang kontra dengan berbagai aksinya itu. Masyarakat lokal banyak yang mendukung aktivitasnya mengingat pertambangan dapat merusak sumber pangan.

Sebelum terjadi kerusakan lingkungan akibat usaha pertambangan, Molo merupakan wilayah yang kaya dengan hasil perkebunan. Masyarakat Molo banyak yang bekerja sebagai petani. Mereka menanam kopi dan jeruk. Bahkan, Molo pernah pula dikenal sebagai kota apel sebelum adanya serangan hama wereng. Sayangnya, saat ini Molo telah berubah menjadi daerah yang rawan longsor, rawan pangan, kekeringan, dan hujan berlebihan.
   
Kerusakan lingkungan tersebut selain menghilangkan sumber pangan juga menjadi pemicu utama hilangnya budaya daerah. Sebagai contoh, selama ini dalam pandangan masyarakat Molo, batu merupakan kekayaan yang memiliki nilai budaya tinggi. Pasalnya, mereka menamakan marga penduduk dari nama-nama batu, seperti baxun. Namun, dengan adanya penambangan, batu-batu yang ada di pegunungan pun menjadi hilang yang artinya tidak ada lagi nama-nama marga warga Molo.
   
Meskipun ancaman demi ancaman terus diterima, Mama Aleta mengaku tidak gentar menghadapinya. Tekadnya telah bulat untuk menyelamatkan tanah kelahirannya. “Kampung kami sangat indah. Kami memiliki bukit, pohon ekaliptus, batu marmer, hutan, dan padang yang luas untuk menggembalakan hewan ternak,” tandasnya.
   
Perjuangan Mama Aleta pun tampaknya masih harus terus berlangsung. Di satu sisi, ia tak memungkiri, terkadang ia merasa lelah terus-menerus berupaya mempertahankan kelestarian alam wilayahnya. Namun, rasa lelahnya itu segera terkalahkan dengan tekadnya untuk tidak memberi ruang kepada orang lain yang ingin menguasai kampung halamannya.
“Perempuan tidak hanya dapat melakukan pekerjaan rumah seperti memasak, tetapi juga harus gencar memerangi kerusakan alam yang dapat menghilangkan sumber pangan. Jika tidak ada hutan, mereka tidak mempunyai kayu sebagai sumber bahan bakar. Jika tidak ada air, mereka juga tidak dapat memasak,” - Mama Aleta.
   
Berdasarkan prinsip itu pula ia tidak pernah surut semangatnya dalam menjaga lingkungan alam. Tidak hanya itu, ia juga berprinsip kekayaan daerah tidak boleh direbut oleh orang lain. “Kalau saya tidak mempertahankan, kampung akan hilang,” tandasnya.